Friday 27 January 2012

LEMBAYUNG SENJA DAN PENYEMPURNAAN HIDUP


Dalam istilah alam kita mengenal ada saat lembayung. Lembayung biasanya terjadi pada waktu-waktu berakhirnya senja. Lembayung itu sendiri memiliki arti merah jingga, sebuah warna yang memang terlihat ketika matahari hampir terbenam. Namun, tahukah kita bahwa saat-saat lembayung senja merupakan saat-saat yang memiliki filosofis yang tinggi dalam kehidupan manusia?

Waktu lembayung senja merupakan fase ketika matahari hampir sepenuhnya terbenam. Waktu merendahnya matahari dimulai ketika pukul tiga sore. Fase ini ditandai dengan condongnya matahari ke ufuk barat dan berubahnya cahaya matahari perlahan dari kuning keemas-emasan menjadi merah jingga. Cakrawala akan berubah menjadi merah jingga atau oranye ketika lembayung. Hawa panas akan berangsur-angsur menjadi sejuk.

Lembayung senja merupakan fase puncak dari pergerakan matahari dalam satu hari. Ketika lembayung berakhir, matahari telah utuh terbenam di ufuk barat dan secara perlahan akan berganti dengan kegelapan. Bersyukurlah jika manusia di bumi masih menikmati saat-saat yang romantis ini, karena ketika lembayung dan senja banyak sekali diidiomkan orang sebagai saat-saat yang paling romantis di samping saat matahari terbit dan bulan purnama dengan bintang gemintangnya.

Terbenamnya matahari banyak sekali dimaknai sebagai fase penyempurnaan. Dalam sistem penanggalan Islam, saat-saat lembayung merupakan saat-saat pergantian hari. Sistem penanggalan Islam adalah diawali dengan gema adzan Magrib sebagai permulaan sebuah hari, bukan ketika jam menunjukkan pukul duabelas malam. Dengan sistem penaggalan inilah, penyempurnaan hari dalam Islam ditandai dengan waktu lembayung senja.

Dalam Al-Qur’an pun waktu lembayung senja disinggung dalam Surah Al-Insyiqaaq. Di ayat ke-16 diterangkan bahwa Allah telah bersumpah ketika cahaya merah di waktu senja dan ketika pada waktu malam, bahwa sesungguhnya manusia akan melewati fase kehidupan. Fase tersebut berjalan ketika pembuahan sel telur oleh sperma hingga manusia tersebut meninggal dan dibangkitkan kembali. Surah tersebut mengutarakan terjadinya kiamat dan janji Allah kepada orang yang beriman ketika kiamat.

Berangkat dari ayat tersebut, sumpah Allah kepada makhlukNya terucap bukan ketika pagi atau siang, melainkan pada senja menuju malam. Senja sebagai saat-saat pergantian hari menuju malam serta pergantian tanggal dalam sistem Islam merupakan saat ketika manusia harus menghentikan sejenak aktivitasnya dan melakukan ibadah kepada Allah. Ibadah ini ditandai dengan berkumandangnya azan Maghrib sebagai tanda bergantinya siang menuju malam. Saat-saat ketika manusia harus melakukan penyempurnaan atas aktivitas dunia yang dilakukan pada pagi dan siang hari. Dan penyempurnaan itu ialah bersujud dan mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam.

Bagaimana dengan filosofi lembayung senja di agama yang lain? Dalam kepercayaan Tao dijelaskan bahwa waktu lembayung senja merupakan fase penyempurnaan manusia dalam kehidupannya. Matahari yang hampir terbenam diibaratkan dengan manusia yang telah mengalami perjalanan panjang kehidupan. Senja diibaratkan sebagai manusia yang sudah berumur tua. Cahaya matahari ketika senja tidak akan seterang cahaya matahari ketika siang. Namun, saat-saat ketika senja merupakan saat-saat yang paling indah di bumi.

Begitu juga manusia. Ketika menginjak usia tua, kemampuan fisik mulai menurun. Tubuh tidak lagi sekuat dahulu, namun manusia haruslah memancarkan kebijaksanaannya, harus mampu memberikan kesejukan, serta mampu menunjukkan kematangan jiwanya sebagai manusia. Saat tua sudah bukan lagi terombang-ambing oleh keputusan yang labil. Sebab, menurut ajaran Tao, seseorang ketika masuk usia senjanya kurang bijaksana, susah menyesuaikan diri, dan masih tinggi sifat egonya, maka ia akan tersisihkan, merasa kesepian, dan hidupnya tidak akan bahagia.

Masa usia tua merupakan usia persiapan menuju akhir kehidupan. Kepercayaan Tao mengajarkan bahwa ketika manusia sudah memaknai arti hidup, maka ia akan memperoleh ketenangan batin menjelang akhir hidupnya. Dan ketika jiwanya terlepas dari jasad, ia akan berganti rupa menjadi dewa-dewi sesuai dengan buah dari ajaran Tao yang telah sempurna.

Kepercayaan yang lain pun memfilosofikan sebagai puncak penyempurnaan hidup seorang manusia untuk berganti menuju dunia yang lain, yakni dunia akhirat tempat segalanya akan kekal. Penyempurnaan dalam istilah Buddha Mahayana dikenal dengan sebutan Zen atau Dhyana. Zen atau Dhyana mengajarkan fokus pada sikap meditasi untuk mencapai penerangan dan kesempurnaan jiwa. Meditasi ini mengajarkan manusia untuk memusatkan seluruh pikirannya tidak lagi bersifat dualistik, sebab penyempurnaan berarti tidak lagi memikirkan kefanaan, dalam hal ini adalah dunia. Penyempurnaan adalah satu, yakni Buddha itu sendiri.

Beragam filosofi penyempurnaan manusia ketika lembayung senja dalam masing-masing agama menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah. Manusia bukanlah makhluk yang kekal di dunia ini, yang kekal hanyalah Sang Pencipta Kehidupan. Sadar akan jiwanya yang tidak sempurna, Sang Pencipta menyuruh kepada umatNya untuk menyempurnakan kehidupan sesuai dengan apa yang telah diajarkan. Usia begitu mudah menjadi tua, dan kematian selalu dekat kepada manusia.

Tuhan menyimbolkan sikap yang seharusnya manusia lakukan sebelum kematian menjelang, melalui bahasa alam. Ia menciptakan lembayung senja sebelum kegelapan tiba merupakan fase ketika matahari memancarkan cahaya yang begitu indah sehingga menghiasi cakrawala menjadi merah jingga sebelum akhirnya hilang ditelan kegelapan malam. Meskipun hanya sebentar, bayangan tentang senja yang indah akan selalu melekat di benak manusia yang pernah melihatnya. Manusia pun begitu. Sebelum kematian menjelang, manusia harus mempersiapkan bekalnya. Ia harus lebih matang—baik dalam iman maupun sikap—agar kematian yang membayang di depan matanya  telah siap untuk dihadapi.


Bandung, 24 Januari 2012

41 comments:

  1. Terima kasih, Pak..kebetulan sekali, topik artikel ini sesuai dg nama anak saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Mas.. Wah, nama anak mas sungguh indah :)

      Delete
  2. saya lagi program anak ke2... entah kenapa saya ingin sekali nama anak ke2 saya "lembayung senja" .. meskipun dikota besar sudah jarang terlihat lembayung senja, namun sy yakin setiap orang yg pernah melihatnya tidak akan dengan mudah dapat melupakannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, mbak. saat ini lembayung senja memang sudah sangat jarang ditemui, mnegingat kondisi cuaca yang tidak menentu juga. Namun ketika melihatnya akan selalu memunculkan kebahagiaan yang tiada terkira. Semoga anaknya bisa seindah namanya nanti :)

      Delete
    2. Lembayung Bali :), lagu yg membuat saya ke sini :). Nice artikel Pak :)

      Delete
    3. Lembayung Bali :), lagu yg membuat saya ke sini :). Nice artikel Pak :)

      Delete
  3. ijin copas yh kang buat tugas :)

    ReplyDelete
  4. Lembayung kirana salsabila nama anak saya semoga hidupnya kelak seindah namanya amiin..

    ReplyDelete
  5. Keren banget gan! Great post ^O^ bahasa nya santai mengalir tidak bertele tele tapi makna nya mendalam. Terimakasih banyak! Salam kenal.

    ReplyDelete
  6. Keren banget gan! Great post ^O^ bahasa nya santai mengalir tidak bertele tele tapi makna nya mendalam. Terimakasih banyak! Salam kenal.

    ReplyDelete
  7. Jadi ingat dulu waktu kecil. Kalau mau Maghrib langitnya merah atau keoranyean. Tapi kalau mau keluar rumah, malah ditakuti-takuti orang tua. Katanya langit merah merusak mata. Karena dulu gak tahu istilah lembayung senja, jadi saya nurut aja di dalam rumah.
    Sekarang peristiwa langit merah itu sudah jarang sekali terjadi. Entah kenapa, saya jadi merindukannya.

    Btw, terima kasih postingannya.

    ReplyDelete
  8. Luar biasa..izin copas ya kang buat pencerahan jiwa jiwa generasi muda emas..agar mengerti pentingnya JASMERAH

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh mbak, asal tetap mengedepankan identitas referensi. Terima kasih atas apresiasinya.

      Delete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. Postingan bagus, salam kenal
    Saya Ijin menyimpannya.

    ReplyDelete
  11. Kang,blognya mau dijual nggak?klu misalnya mau dilepas hbngi saya ya?trims

    ReplyDelete
  12. jd makin cinta sm nama lembayung stlh baca postingan ini,proses kehidupan yg sempurna.

    ReplyDelete
  13. Lembayung Senja , sebuah proses alami yg jarang sekali terjadi , seauatu yg indah terpancar kala senja , dan akan hilang di telan kegelapan....!!!!

    Filosofi yg tepat utk gambaran seorang manusia... nice posting kang Arief Maulana 👍👍

    ReplyDelete
  14. Nice Posting....
    Jadi tau harus gimna nantinya

    ReplyDelete
  15. "Binar jingga lembayung senja" itu nama yg akan saya berikan untuk anak saya kelak

    ReplyDelete
  16. Nice post mas, kebetulan nama anak pertama saya kasih nama "Nuansa Lembayung Jingga" :-)

    ReplyDelete
  17. Subhanallah bagus bingit... diingatkan.

    ReplyDelete
  18. MasyaAllah Tulisannya bagus sekali . Izin repost ya kak

    ReplyDelete
  19. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  20. Luarbiasa mas
    Lembayung senja raya kebetulan itu nama anak saya

    ReplyDelete