Kegelisahan memuncak, entah karena apa. Pikiran melayang,
takpernah diam di tempat. Sementara tubuh ini masih melakukan aktivitas yang
sama, bangun pagi, berangkat bekerja, makan, pulang, makan, dan tidur. Begitu setiap
hari, sampai terkadang kau merasa bosan.
Suatu ketika, rasa gelisah itu semakin menjadi-jadi. Badan semakin
luruh oleh keringat yang semu. Keringat yang tidak menjadi kebahagiaan. Hati selalu
dipenuhi tanya, mengapa aku harus selalu diam di tempat? Mengapa aku selalu
gelisah? Apa yang kucari dalam hidup ini?
Sepertinya pertanyaan terakhir adalah pertanyaan yang
benar-benar ingin dicari jawabannya. Namun, jawaban tersebut tidak kunjung
ditemukan. Ia tersembunyi entah dimana dan takseorang pun yang mampu menjawab
pertanyaan tersebut hingga kini.
Salah satu cara untuk menemukan jawaban tersebut adalah kau
harus pergi mencarinya sendiri. Pergi menyusuri dunia yang belum kau kenal
sebelumnya. Mendaki gunung, mengarungi lautan, menyusuri gua, berjalan di tepi
pantai, hingga diam di tepi telaga. Temukan dan terjemahkan segala tanda yang
kau lihat selama pengarunganmu itu.
Di dalam perjalanan tersebut kau pasti akan menemukan tanda.
Meskipun belum menemukan jawaban yang sebenarnya, tanda-tanda tersebut adalah
semacam puzzle yang akan kau susun
hingga menjadi suatu jawaban yang utuh, yaitu jawaban yang benar-benar keluar
dari nuranimu sendiri.
Kau harus tahu duniamu seperti apa. Kau harus mengerti
seberapa megahnya negaramu. Dan kau harus sadari seberapa besarnya bangsamu. Kau
dilahirkan di sini bukan karena keinginanmu, bukan karena kutukan, ataupun
bukan karena kejahilan Tuhan. Tapi kau dilahirkan di sini untuk menjadi manusia
yang bangga akan tanah kelahirannya sendiri.
Berjalanlah, temukan kepingan puzzle jawaban itu. Jangan ragu untuk melangkah, karena kakimu
dijalankan oleh pikiranmu. Dan pikiranmu dikendalikan oleh hati rohanimu. Kemanapun
kau pergi, hatimu yang akan selalu mengendalikannya.
Pergilah, jangan terpaku pada mata angin. Kau yang harus
menentukan sendiri kemana arah langkahmu. Kau yang harus membuat arah mata
anginmu sendiri, karena hanya kaulah sendiri yang tahu siapa dirimu sebenarnya.
Bahkan, kau sendiri adalah tanda untuk menjawab pertanyaan itu.
Pergilah, negeri ini luas dan indah. Kau akan bisa melihat
gunung gemunung yang cantik di atas awan. Kau akan merasakan angin yang
bergaram di laut biru dan memiliki terumbu karang yang indah di dalamnya. Kau akan
melihat ngarai dan air terjun yang indah, yang sesekali memerciki wajahmu. Menyegarkan
udaramu. Dan kau pun akan menikmati kedamaian di tepi telaga yang tenang dengan
pepohonan dan bukit yang memanjang. Indah sekali
Kau akan merasakan makanan yang lezat di sini. Ikan-ikan
yang besar dan gurih. Bumbu masak yang lezat. Dan kau akan menemukan kopi
dengan rasa yang beragam, teh yang kental, hingga pakaian-pakaian khas yang
memiliki perbedaan dan ciri tersendiri.
Tidak ada satupun tempat yang tidak indah di sini. Lupakan sistem
pemerintahannya. Lupakan segala kebusukan politiknya. Negara ini lahir tidak
dari sebuah keburukan. Negara ini adalah keindahan. Dunia yang sengaja
diciptakan Tuhan untuk diambil manfaatnya.
Pergilah, pahami segala budaya yang kau temui. Lihat segala
tradisi yang mengharu biru. Temukan benda-benda peninggalan sejarah yang
tersebar di beberapa tempat. Semuanya dapat kau nikmati asalkan kau mau
mengingat dan menjaganya dengan baik.
Bila kau ingin menangis, menangislah. Menangislah ketika kau
merasa bangga dengan keindahan negerimu. Menangislah bila kau mengerti bahwa
mencintai negaramu itu lebih penting dari memuja budaya asing. Dan, menangislah
bila kau temukan ironi bahwa keindahan tersebut tidak akan lestari jika tidak
dijaga dengan baik.
Berangkatlah, dan temukan orang-orang baru di segala tempat
yang kau tuju. Rasakan kehangatannya. Resapi segala budayanya. Niscaya kau akan
temukan bahwa masyarakat di luar sana adalah saudaramu.
Jika sudah berpikiran seperti itu, masihkah ada kekerasan antar individu/kelompok di negeri ini?
Jika sudah berpikiran seperti itu, masihkah ada kekerasan antar individu/kelompok di negeri ini?
Berkumpullah dengan orang-orang. Temukan canda yang khas dan
tawa yang lepas. Reguk kopimu, hisap rokok kretekmu, biarkan imajinasimu lepas.
Barangkali jawabanmu ada di sana.
Namun, sekali lagi kau harus punya semangat itu. Semangat
yang akan membawamu pergi kemanapun kau mau. Semangat yang selalu berkobar, dan
ingin kau tunjukkan pada dunia bawa negerimu adalah negeri orang-orang hebat. Negeri
dimana masyarakatnya masih rela bangun subuh hanya untuk pergi ke sawah, bertani,
bercocok tanam, dan hasilnya diangkut untuk kesejahteraan masyarakat lainnya.
Pergilah, meskipun tanpa ditemani sesiapa.Jangan merasa
kesepian, ciptakan keramaian yang unik versimu. Jangan takut, banyak
orang-orang baik yang sudi menolongmu. Jangan ragu, kesempatan tersebut tidak
datang dua kali. Inilah saatnya kau menjadi dirimu sendiri, manusia yang
merasakan kedamaian saat kau berjalan.
Pergilah, rangkai semua tanda menjadi jawaban pertanyaanmu.
Dan... kini tiba saatnya aku yang pergi. Menyusuri dunia,
memeluk semesta negerimu.
Bandung, 07 Januari
2014
No comments:
Post a Comment