Siapa yang tidak kenal badut? Tokoh yang satu ini memang sangat terkenal di seantero dunia. Dengan make-up tebal atau menggunakan topeng berwajah konyol, rambut berwarna-warni, hidung merah bulat yang serupa tomat, kostum besar berperut buncit dengan renda yang melingkar di lehernya, serta sepatu yang besar, mereka mampu menarik perhatian setiap orang bila melihatnya.
Badut biasanya muncul pada acara-acara hiburan ataupun di tempat-tempat hiburan. Sesuai perkembangannya, badut kini takhanya sebagai karakter penghibur saja. Badut kini digunakan sebagai maskot untuk produk perusahaan tertentu, acara-acara besar, pameran, ataupun acara olahraga. Badut jenis tersebut dinamakan dengan badut maskot. Ada lagi yang dinamakan badut karakter. Jenis badut yang ini adalah badut dengan setelan tokoh film kartun, seperti doraemon, spongebob, dan lain-lain, sehingga lebih disukai oleh anak-anak.
Kapankah karakter badut tersebut muncul? Sejarah berpendapat bahwa badut sudah ada sejak zaman Yunani Kuno serta zaman Romawi Kuno. Pada zaman tersebut, kostum badut bukanlah seperti pada zaman sekarang. Para tokoh badut tersebut memulai aksinya dengan memoles wajah mereka dengan bedak tebal dan berpakaian warna-warni. Lalu, mereka turun ke jalan dan menghibur masyarakat dengan mimik wajah yang lucu dan aksi-aksinya yang konyol. Banyak yang bilang bahwa badut merupakan “pengamen” tertua di dunia, karena mereka mencari nafkah di balik aksi-aksinya yang konyolnya pada zaman tersebut.
Seiring perkembangan zaman, badut berkembang melalui fase-fase hingga terbentuk badut seperti zaman sekarang. Pada abad 5 M—1500 M, di benua Eropa, khususnya di Italia, muncul tokoh-tokoh badut yang sangat terkenal. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan arlecchino atau harlequin. Dua tokoh tersebut dipopulerkan oleh kelompok sandiwara Commedia dell’ arte.
Fase yang signifikan terjadi pada abad 18 M. Badut pada zaman tersebut akhirnya menjadi bagian yang sangat penting dalam pertunjukan sirkus. Badut bukan hanya sebagai tokoh penghibur, namun bisa memainkan aksi-aksi sirkus yang menegangkan. Uniknya dari tokoh badut sirkus tersebut adalah ia bisa kembali menurunkan adrenalin penonton yang menaik ketika melihat aksinya yang menegangkan dengan ekspresi wajahnya yang konyol.
Seorang pemain sirkus terkenal di abad ke-18 M, Joseph Grimaldi atau yang lebih dikenal dengan Joey Grimaldi berhasil menghidupkan tokoh badut yang diperankannya. Karakter badut yang dinamai Jocy, konon mampu menarik perhatian penontonnya. Ia takhanya menampilkan mimik-mimik lucu dan konyol, namun bisa juga menampilkan mimik sedih, bahkan ketakutan.
Lewat karakter Jocy inilah, aksi badut kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan dunia teater. Dunia teater mengenal istilah “pantomim/pantomime”, yaitu pertunjukan drama nirkata yang dimainkan dengan gerakan yang slapstik dan ekspresi wajah. Pemain pantomim pun hampir sama dengan badut, yakni merias wajahnya dengan make-up tebal dan memakai kostum yang unik (biasanya baju belang-belang, memakai bretel dan celana pantalon).
Badut telah memegang sejarahnya sendiri. Dengan tingkahnya yang lucu, akhirnya badut menjadi terkenal hingga di seluruh dunia. Barangkali takberlebihan kiranya jika seorang penulis lagu Amerika, Cole Portner (1893—1964), yang berkata “All the world loves a clown” yang berarti semua (orang) di dunia mencintai badut.
Di Indonesia sendiri, badut bukan hanya sebagai penghibur ataupun maskot. Ia juga menjadi sarana untuk mengamen. Namun, mereka tidak bertingkah konyol dan mengeluarkan mimik-mimik yang lucu. Badut jalanan ini hanya mengandalkan sebuah tape jinjing atau kecrekan yang dibawa kemanapun si badut melangkah. Dari rumah ke rumah mereka akan bernyanyi, berjoget kaku, atau cuma bergumam takjelas di balik topengnya (Jangan salah kira, topeng mereka sama sekali berbeda dengan topeng badut pada umumnya!).
Saya mungkin akan takut melihat karakter badut yang seperti ini. Betapa tidak, mereka berkostum seperti penari perempuan, bertudung dan menggunakan topeng wajah perempuan. Mereka memakai baju gamis perempuan yang panjang, namun bukan berarti mereka adalah murni perempuan. Melihat segi fisiknya, badut tersebut sangat terkesan seperti boneka perempuan yang biasa dipakai untuk memanggil roh halus… Hiiii! (ini cuma pendapat saya lho!).
Ada banyak karakter badut di negeri ini. Yang paling lucu adalah badut berdasi. Badut-badut berdasi ini biasa dijumpai di gedungnya yang megah dan mewah, lengkap dengan segala fasilitas kemewahan yang ada. Badut berdasilah yang merupakan karakter badut paling konyol di negeri ini. Haha, salam badut…
No comments:
Post a Comment