Monday, 23 January 2012

SEDEKAH


Sedekah adalah salah satu amalan baik yang sangat dianjurkan oleh Tuhan. Meminjam bahasa Sujiwo Tejo bahwa kita adalah “eksekutor” Tuhan sehingga Ia mengutus kita untuk memberikan rezekiNya kepada orang yang lebih membutuhkan. Dan hakikat sedekah itu adalah membersihkan rezeki dan juga melapangkannya, betul kan?
Namun, seringkali kita sering menyalahartikan makna dari sedekah itu sendiri. Sedekah adalah sesuatu yang sakral bagi seorang yang beragama, kenyataannya sering dijadikan dalih untuk mengangkat nama. Sering kan ada orang yang bangga karena ia bisa sedekah lantas menyombongkannya di depan orang-orang? Kalau untuk dijadikan contoh sih boleh saja, tapi terkadang sangat tipis bedanya antara mau sombong dengan mau memberi contoh baik. Alih-alih memberi contoh, kok malah membanggakan dirinya.
Itu untuk orang yang bersedekah, lantas bagaimana dengan orang-orang yang meminta sedekah? Wah, zaman sekarang apa pun bisa dijadikan alasan untuk hidup. Orang-orang kini tidak malu lagi untuk meminta sedekah secara langsung kepada orang lain bahkan dengan cara yang terkesan dipaksakan. Ada orang mengamen ujung-ujungnya memaksa minta diberi sedekah (dalih mereka, “Belum makan pak dari kemaren…”). Akhir-akhir ini banyak orang mengenakan baju takwa lalu berkeliling membawa kotak amal pembangunan mesjid, atau bergelantung dari satu angkutan umum ke angkutan umum lainnya.
Saya bukan melarang tindakan seperti itu, tetapi bagi saya itu sudah menyimpang dari kaidah sedekah yang ada. Meminta sedekah bukan berarti mengemis. Dengan sikap mereka yang terkesan meminta-minta mungkin ya sama saja dengan pengemis. Apalagi dengan pakaian khas mereka yang berbaju takwa lalu berpeci dan bercelana ngatung kan orang-orang tahu kalau mereka dari kalangan Islam? Mending kalau yang melihat orang yang seagama. Bagaimana kalau yang beda agama lantas menjadi antipati terhadap Islam? Bukankah Islam mengajarkan keindahan?
Islam adalah agama yang indah. Islam tidak mengajarkan untuk mengemis. Meminta sedekah boleh kok, asal dengan tata cara yang benar dan tidak lantas terkesan menjadi seorang pengemis. Kalau pun memang membutuhkan dana, mbok ya cari kegiatan yang lebih manusiawi. Dan kalau pun memang sudah tidak ada cara lain lagi, kita sebagai pemberi sedekah ya “berkhusnudzon” saja.

No comments:

Post a Comment