Sedekah adalah salah satu amalan baik yang sangat dianjurkan oleh Tuhan.
Meminjam bahasa Sujiwo Tejo bahwa kita adalah “eksekutor” Tuhan sehingga Ia
mengutus kita untuk memberikan rezekiNya kepada orang yang lebih membutuhkan.
Dan hakikat sedekah itu adalah membersihkan rezeki dan juga melapangkannya,
betul kan?
Namun, seringkali kita sering menyalahartikan makna dari sedekah itu
sendiri. Sedekah adalah sesuatu yang sakral bagi seorang yang beragama,
kenyataannya sering dijadikan dalih untuk mengangkat nama. Sering kan ada orang
yang bangga karena ia bisa sedekah lantas menyombongkannya di depan
orang-orang? Kalau untuk dijadikan contoh sih boleh saja, tapi terkadang sangat
tipis bedanya antara mau sombong dengan mau memberi contoh baik. Alih-alih
memberi contoh, kok malah membanggakan dirinya.
Itu untuk orang yang bersedekah, lantas bagaimana dengan orang-orang yang
meminta sedekah? Wah, zaman sekarang apa pun bisa dijadikan alasan untuk hidup.
Orang-orang kini tidak malu lagi untuk meminta sedekah secara langsung kepada
orang lain bahkan dengan cara yang terkesan dipaksakan. Ada orang mengamen
ujung-ujungnya memaksa minta diberi sedekah (dalih mereka, “Belum makan pak
dari kemaren…”). Akhir-akhir ini banyak orang mengenakan baju takwa lalu
berkeliling membawa kotak amal pembangunan mesjid, atau bergelantung dari satu
angkutan umum ke angkutan umum lainnya.
Saya bukan melarang tindakan seperti itu, tetapi bagi saya itu sudah
menyimpang dari kaidah sedekah yang ada. Meminta sedekah bukan berarti
mengemis. Dengan sikap mereka yang terkesan meminta-minta mungkin ya sama saja
dengan pengemis. Apalagi dengan pakaian khas mereka yang berbaju takwa lalu
berpeci dan bercelana ngatung kan orang-orang tahu kalau mereka dari kalangan
Islam? Mending kalau yang melihat orang yang seagama. Bagaimana kalau yang beda
agama lantas menjadi antipati terhadap Islam? Bukankah Islam mengajarkan
keindahan?
Islam adalah agama yang indah. Islam tidak mengajarkan untuk mengemis.
Meminta sedekah boleh kok, asal dengan tata cara yang benar dan tidak lantas
terkesan menjadi seorang pengemis. Kalau pun memang membutuhkan dana, mbok
ya cari kegiatan yang lebih manusiawi. Dan kalau pun memang sudah tidak ada
cara lain lagi, kita sebagai pemberi sedekah ya “berkhusnudzon” saja.
No comments:
Post a Comment