Sunday, 3 June 2012

KEHIDUPAN MALAM


Saya punya pendapat yang unik, "Kehidupan suatu kota akan terlihat ketika malam menjelang." Pendapat tersebut bukanlah hal yang klise. Sebab kenyataannya, kota tidak selamanya ramai ketika siang, apalagi bagi kota-kota yang menyandang status sebagai ibu kota. Tidak heran apabila muncul spekulasi bahwa kota besar adalah kota yang tidak pernah tidur.

Jika dahulu, suatu kota atau perkampungan akan lengang di malam hari, tidak ada siapa-siapa selain penjaga malam dan maling-maling yang mnecari nafkah, siapa tahu. Apalagi pada saat zaman revolusi, banyak sekali status jam malam, sehingga membuat orang-orang enggan untuk keluar pada malam hari. Akan tetapi, kini orang-orang sudah tidak mengenal kata "takut" ketika malam tiba.

Seiring bertambahnya kemajuan zaman, perekonomian kota pun tidak hanya beraktivitas pada siang hari. Malam hari pun adalah waktu yang pas untuk mencari nafkah. Tengok saja tukang-tukang jajanan yang khas di kala malam, seperti nasi goreng, mie, wedang jahe, bandrek, warung-warung kopi, martabak, hingga makanan-makanan lain yang diperuntukkan untuk orang-orang yang beraktivitas di kala malam. Makanan-makanan tersebut kadangkala tidak dapat ditemukan ketika siang tiba.

Jika kita berbicara tentang makanan pada malam hari, maka kita akan langsung berspekulasi bahwa urusan perut tidak akan pernah mengenal waktu. Mau pagi, siang, sore, malam, bahkan tengah malam pun apabila terasa sangat lapar, mereka pun akan membutuhkan makan. Dan apabila di rumah mereka tidak menemukan makanan, sedang rasa lapar tidak akan bisa membuat mereka terlelap, mau tidak mau mereka harus keluar untuk mencari makan ataupun hanya sekadar ngopi-ngopi sambil menikmati dinginnya malam.

Lain urusan makan, lain lagi urusan aktivitas. Malam identik dengan dunia bebas. Segala hal yang tidak ditemukan (baca: samar) kala siang, akan dengan mudah ditemukan ketika malam tiba. Ketika manusia-manusia merasa terkekang di siang, mereka akan melampiaskan keterkekangan mereka ketika malam. Jangan tanya seperti apa  bentuk pengekangan tersebut, toh kita pun pasti akan merasakannya karena kita juga manusia bukan? :)

Oleh karena itu, muncullah istilah kehidupan malam, yakni sebuah kehidupan yang hanya tampak pada malam hari. Nah inilah yang menarik dari sebuah malam, yakni malam akan selalu memiliki kehidupannya sendiri, yang mungkin bagi sebagian besar masyarakat, kehidupan malam identik dengan hal-hal yang bersifat negatif seperti pelacuran, clubbing, kriminalitas, dan lain sebagainya. Meskipun selalu terkesan negatif, itulah kehidupan sebenarnya dari suatu kota. Kehidupan yang bersifat transparan, tidak ditutup-tutupi, dan apa adanya. Dunia yang dimana manusia mampu memperlihatkan sisi gelapnya sebagai seorang manusia yang tidak malu-malu dan canggung ketika menjalaninya.

Manusia yang notabene memilih kehidupan siang tentunya akan merasa terganggu dengan kehidupan malam. Ini sudah menjadi pertentangan yang naluriah. Padahal, yang membedakan antara malam dengan siang hanyalah pada sinar matahari. Siang bercahaya, sedangkan malam tidak. Jika sudah begitu, mengapa masih juga memasalahkan kontroversi dari kehidupan malam itu sendiri? 

Kehidupan malam akan selalu tergusur oleh kehidupan siang yang tidak ingin kehidupan malam beraktivitas di kotanya. Oleh karena itu, para aparat menggelar razia bagi para pegiat di kehidupan malam dengan tujuan untuk membersihkan malam dari kegiatan yang bersifat negatif. Padahal, siang hari pun banyak sekali kegiatan-kegiatan negatif yang dilakukan namun dalam konteks yang terselubung. Nah, itu yang jadi masalahnya!

Kehidupan malam pun identik dengan gelandangan yang menyebar di setaip penjuru toko-toko kehidupan siang. Mereka adalah kaum-kaum yang tergerus oleh kehidupan siang. Kehidupan mereka direbut dengan gampangnya oleh penguasa-penguasa siang, sehingga mau tidak mau mereka akan tertidur di tepi-tepi toko yang kotor.

Gelandangan-gelandangan tersebut lagi-lagi harus diusir oleh aparat-aparat siang. Alasannya, mengganggu keindahan kota. Hal ini pun menjadi keegosian sendiri dari kehidupan siang. Kehidupan siang tidak mau kotanya penuh dengan gelandangan-gelandangan yang tidur di emper toko ketika malam tiba. Mereka akan dirazia, diangkut, didata, dan dibina tanpa pernah diberi santunan. Pembinaan tidak hanya sekadar diceramahi, namun tentunya harus diberi santunan untuk meringankan beban hidup mereka. Bukankah dalam Undang-undang mereka telah dilindungi oleh negara?

Maka jelaslah apabila saya berpendapat bahwa kehidupan sebenarnya dari suatu kota akan tampak pada malam hari, karena kehidupan malam yang tidak ditutup-tutupi, dan manusia-manusia kota akan mulai menampakkan siapa wujud asli mereka. Jika Anda tidak setuju dengan pendapat saya, maka segeralah pejamkan mata Anda, mimpi indah, dan lupakan segala kehidupan malam yang menurut Anda sangat tidak penting untuk dipikirkan!





No comments:

Post a Comment