KOMPASIANA
Malam mengetuk jendelamu
kau buka dan kau dapati kabar kematianku
sore tadi,
Tidak ada air mata memang, sebab kematian terlalu sering menjadi
kabar yang tak penting ketika malam tiba
Lalu di kamarmu,
ada kenangan yang tidak bisa terlupakan
Kita pernah bertemu, mencumbu, selebihnya membisu.
Sejak saat itu aku mulai memperlakukanmu dengan caraku sendiri : yakni mencintaimu
Tapi kematian terlalu cepat tiba
Angin malam menampar wajahmu
Terdengar tiang listrik dipukul orang : seakan mengusir kenangan
yang masih berputar-putar dalam ruang-ruang kamarmu
"Ah, kau telah meninggal," gumammu pelan.
Hanya pelan. Tanpa air mata
Dan kematianku hanya serupa dongengan pengantar tidurmu.
Bandung, 21 Agustus 2012
23:56
No comments:
Post a Comment