Tuesday, 21 August 2012

PADA SEBUAH JENDELA

                                                              KOMPASIANA


Malam mengetuk jendelamu

kau buka dan kau dapati kabar kematianku

sore tadi,


Tidak ada air mata memang, sebab kematian terlalu sering menjadi

kabar yang tak penting ketika malam tiba




Lalu di kamarmu,

ada kenangan yang tidak bisa terlupakan

Kita pernah bertemu, mencumbu, selebihnya membisu.

Sejak saat itu aku mulai memperlakukanmu dengan caraku sendiri : yakni mencintaimu


Tapi kematian terlalu cepat tiba


Angin malam menampar wajahmu

Terdengar tiang listrik dipukul orang : seakan mengusir kenangan

yang masih berputar-putar dalam ruang-ruang kamarmu


"Ah, kau telah meninggal," gumammu pelan.

Hanya pelan. Tanpa air mata


Dan kematianku hanya serupa dongengan pengantar tidurmu.




Bandung, 21 Agustus 2012

23:56






No comments:

Post a Comment