Monday, 13 August 2012

PERTEMUAN


Sedikit sekali orang yang menghargai sebuah pertemuan....
Beberapa jam yang lalu kita mengalami sebuah pertemuan. Biasa saja. Tetapi, beberapa jam kemudian, kita harus merelakan pertemuan itu berakhir dengan perpisahan. Penuh makna. Lalu, kita akan mengenangnya dalam ingatan, dan memaki dalam hati mengapa pertemuan tersebut teramat singkat dilakukan. Seperti biasa, perpisahan selalu disertai dengan kesedihan dan penyesalan yang dalam.

Pernahkah terpikir oleh logika bahwa pertemuan itu tidak selamanya terjadi? Dan pernahkah terpikir oleh logika bahwa justru perpisahanlah yang paling sering kita jumpai? Perpisahan hanya beda sepersekian detik lajunya dengan pertemuan. Begitu pertemuan tiba, maka perpisahan akan selalu menunggu di ujung waktu. Tidak ada yang abadi.


Terkadang kita seperti seekor semut, bertemu sekadar mengucap salam dan berjabat tangan, lantas setelah itu pergi. Terkadang kita pun seperti seekor komodo, bertemu untuk mengadu kekuatan diri dan mempertahankan wilayah kekuasaannya, lantas ada satu pihak yang kalah dan tertindas.

Lalu, apakah kita harus selalu mengalami pertemuan seperti itu? Apakah kita harus selalu melupakan hakikat dari pertemuan itu sendiri? Banyak orang yang melakukan perbincangan tentang hakikat pertemuan dalam sebuah pertemuan yang hambar dan tanpa makna. Lalu di akhir perbincangan, orang akan berpisah dan melupakan apa yang didengar dalam pertemuan tersebut, yakni hakikat pertemuan.

Menurut sebagian orang, melakukan pertemuan berarti harus menunggu seseorang yang akan kita temui tiba. Terkadang menunggu tersebut memakan waktu yang cukup lama, sehingga banyak orang yang tidak sabar menunggu dan sangat sedikit orang yang menganggap bahwa menunggu adalah kegiatan yang menyenangkan. Bagi mereka yang membenci menunggu, waktu adalah barang langka yang harus dijaga dan digunakan seefektif mungkin. Maka, mereka pun akan memanfaatkan waktu mereka dengan hal-hal yang pasti dan menjauhi hal-hal yang tidak pasti, seperti menunggu.

Sejatinya, pertemuan adalah sebuah hal yang tidak bisa dilepaskan dalam hidup ini. Kita akan selalu mengalami sebuah pertemuan dengan apa saja. Bahkan kita akan bertemu dengan kematian itu sendiri, yang berarti sebuah perpisahan dengan kehidupan. Hmm, pertemuan yang berarti perpisahan. Dan memang hakikat pertemuan ialah jalan menuju ke perpisahan itu sendiri.

Maka, maknailah sebuah pertemuan dengan sebaik mungkin, karena—siapa tahu—kita malah tidak akan menghadapi pertemuan itu kembali. Jangan juga lari dari pertemuan itu, karena pada dasarnya kita akan selalu mengalami pertemuan, meskipun kita tidak mau mengharapkannya.
***
Beberapa jam yang lalu aku bertemu denganmu di sebuah taman yang sepi. Kita bertemu, berbincang, tertawa, memegang tangan, dan berjalan mengitari taman seolah menjadi sebuah rutinitas yang rutin dilakukan. Namun, kita sadar, kita hanya ditakdirkan bertemu sekejap dan lantas kembali menjadi manusia dengan aktivitas berbeda. Bukan tidak mungkin esok kita sudah bukan menjadi sesiapa lagi.

Di kota ini, segalanya begitu mudah menjadi tua. Namun, kutahu kau selalu muda untuk mengharapkan pertemuan selanjutnya. Begitulah, pertemuan demi pertemuan beranak pinak dan membentuk sebuah sungai menuju muara, meskipun perpisahan selalu menghalangi kebebasan kita. Namun, kita selalu menyikapinya dengan bijak, bukan dengan penyesalan ataupun caci maki.


Jatinangor, 14 Agustus 2012

No comments:

Post a Comment