sumber foto: klik
Perlahan tapi pasti, langkah PT KAI untuk merevitalisasi
kereta kelas ekonomi terbilang berhasil. Wajah buruk tentang kereta ekonomi
sebagai angkutan murah namun penuh risiko perlahan mulai berubah. Hal ini
terlihat ketika saya menaiki KA Ekonomi Kahuripan tujuan Padalarang-Kediri.
Suasana KA ekonomi yang menjadi sarana favorit wisatawan yang bergelar
“backpacker” Bandung menuju kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur ini sangat
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Saya naik ke gerbong 2, dimana tempat duduk saya berada
sesuai dengan yang tertera di tiket. Tidak ada rebutan penumpang, tidak ada
saling serobot untuk berlomba mendapatkan kursi. Semua orang naik dengan sabar,
bahkan sempat ada yang berfoto dahulu di depan gerbong kereta. Seorang petugas
menanyakan nomor tempat duduk saya.
“Nomor berapa mas?” tanyanya.
Saya sebutkan nomor tempat duduk saya bersama teman-teman
lainnya, “4D, 4E, 7A, 7B, 9A, 9B.”
Si petugas pun menunjukkan tempat duduk sesuai dengan nomor.
Suasana dalam kereta pun tenang. Tidak ada lagi penumpang yang kebagian tiket
berdiri. Semua penumpang yang mendapatkan tiket sudah pasti akan mendapatkan
tempat duduk. Tiket pun akan berhenti dijual tatkala jumlah kursi yang tersedia
di kereta sudah terisi seluruhnya.
Aturan ini secara resmi telah diperketat pelaksanaannya
sejak tahun 2012 lalu. Mengantisipasi lonjakan penumpang kereta ekonomi, pihak
PT KAI pun memperketat jumlah penumpang yang diangkut dengan menerapkan sistem
nomor kursi untuk kereta kelas ekonomi.
Sebenarnya, aturan tersebut telah lama diterapkan di kereta
kelas ekonomi. Namun, banyaknya kasus penumpang yang tanpa ragu menduduki kursi
meskipun bukan nomor miliknya membuat PT KAI agak kewalahan menghadapinya.
Belum lagi jadwal keberangkatan kereta ekonomi yang suka terlambat (Hal ini
bisa dimaklumi karena saat di jalan, kereta ekonomi selalu mengalah dengan
menyilakan kereta bisnis dan eksekutif jalan duluan) turut memperparah kondisi
kereta api kelas ekonomi.
Jadwal keberangkatan
pun kini menjadi tepat waktu. PT KAI telah memperhitungkan durasi waktu
perjalanan kereta, termasuk di dalamnya ialah estimasi saat kereta berhenti di
stasiun dan berhenti saat berpapasan dengan kereta lain. KA Kahuripan misalnya,
setahun yang lalu saat belum ada perubahan yang signifikan oleh PT KAI, waktu
perjalanan KA tersebut bisa molor hingga satu jam hanya karena sering berhenti
untuk menunggu kereta lain lewat. Namun, untuk perjalanan kali ini, KA bisa
masuk stasiun tepat waktu.
Penjualan tiket KA Ekonomi pun sudah bisa dibeli secara online. Jika sebelumnya penjualan tiket online hanya untuk kereta bisnis dan
eksekutif, KA Ekonomi pun bisa dibeli dan dipesan secara online maksimal 90 hari sebelum keberangkatan.
Pemesanan tersebut terbilang cukup mudah. Kita bisa
memesannya di laman ini
atau ini dengan mengikuti
instruksi-instruksi dalam situs tersebut. Calon penumpang pun dapat memilih
sendiri nomor tempat duduk sesuai dengan keinginan. Selain di 2 situs tersebut,
pemesanan tiket kereta pun dapat dilakukan di gerai minimarket seperti Alfa**** dan Indo****.
Hanya saja, di dua tempat ini kita tidak bisa memilih sendiri nomor tempat
duduk.
Kereta pun ngesot mendaki perbukitan di darah Garut. Satu hal
yang masih terdapat di kereta ekonomi ialah masih bebasnya pedagang dari luar
berjualan di sepanjang gerbong. Bagi penumpang yang ingin beristirahat,
kehadiran pedagang tersebut seringkali menyulitkan penumpang untuk tidur. Saya pun
beberapa kali tersenggol oleh langkah pedagang yang rata-rata membawa keranjang
jualan. Padahal sudah hampir mau bermimpi.
“Kopi! Kopi! Kurangi istirahat banyakin ngopi!” teriak salah
seorang pedagang.
“Sarapan malam, mie rebus mie rebus!” salah seorang pedagang
lain menimpali.
Begitulah, ciri khas KA Ekonomi yang tidak bisa ditemukan di
kereta lainnya. Meskipun petugas kereta telah melarang pedagang mondar mandir
berjualan di dalam kereta, tetap saja mereka nekat berjualan untuk menyambung
hidup. Lebih dari itu, jumlah pedagang yang berjualan di kereta pun terkadang
melebihi jumlah petugas keamanan yang ada.
Tiba saatnya saya ingin merokok. Melihat ke sekeliling,
tidak ada satu penumpang pun yang menyalakan rokok di gerbong. Saya pun pergi
ke bordes untuk merokok. Di sana ternyata sudah ditempel stiker dilarang
merokok di dalam gerbong. Pantas saja tidak ada orang yang merokok di dalam
gerbong lagi.
Aturan dilarang merokok memang telah diberlakukan dengan
ketat di seluruh gerbong, sehingga tidak ada lagi orang yang bebas merokok di
dalam gerbong seperti tahun-tahun sebelumnya. Di setiap bordes kereta dipampang
stiker bertuliskan “larangan merokok di dalam gerbong kereta”. Hal ini sangat
direspons positif oleh beberapa penumpang yang tidak merokok. “Kalau kita bandel merokok di gerbong,
sampai-sampai bisa diturunkan di stasiun depan,” ujar salah seorang pedagang.
Terkait dengan aturan ini, PT KAI telah memberlakukan sanksi
untuk pelanggaran merokok mulai dari yang ringan sampai berat. Semua ini
bertujuan untuk mengubah wajah kereta ekonomi yang selama ini identik dengan
kotor dan tidak terawat menjadi bersih, terawat, dan nyaman.
KA Ekonomi pun kini dilengkapi dengan pendingin ruangan,
mulai dari blower hingga AC. Hawa
dingin pun dapat dirasakan oleh pengguna kereta ekonomi. Ini pun adalah upaya
revitalisasi dari PT KAI yang merencanakan bahwa tahun ini semua kereta ekonomi
akan ber-AC. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa KA Ekonomi yang memiliki 2
kelas, yakni kelas Ekonomi AC dan kelas Ekonomi. KA Kahuripan termasuk ke dalam
kereta yang memiliki 2 kelas tersebut. Namun, apabila bicara soal harga tiket,
KA Ekonomi AC harganya bisa 3 kali lipat dari harga tiket KA Ekonomi biasa!
Terlepas dari mahal atau tidak, kereta ekonomi tetaplah
menjadi favorit utama masyarakat Indonesia yang ingin bepergian jauh dengan
harga yang murah. Oleh karena itu, PT KAI pun terus berupaya untuk melakukan
terobosan-terobosan untuk merevitalisasi KA Ekonomi menjadi kereta yang nyaman
dengan harga yang sangat terjangkau. Aturan-aturan pun kini lebih diperketat
lagi dengan harapan penumpang pun ikut tertib mematuhi peraturan yang telah
diberlakukan. Jangan sampai citra KA Ekonomi yang kini semakin baik malah
kembali rusak oleh adanya penumpang-penumpang yang tidak mengindahkan peraturan
tersebut. Semoga.
Purwosari-Kiaracondong
26 Januari 2013
No comments:
Post a Comment