Sunday, 3 February 2013

Brrr... Menggigil di Kereta Ekonomi


sumber foto: klik

Selama ini anggapan masyarakat mengenai kereta ekonomi ialah suasana kereta yang bejubel, padat, kotor, banyak tukang dagang, berebut, kumuh, kondisi kereta yang tidak terawat, serta berbagai pemikiran yang notabene mengarah ke negatif. Hal ini tentunya selalu menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi PT KAI Indonesia untuk merealisasikan suatu sarana transportasi masal yang murah, cepat, dan nyaman.

Perlahan tapi pasti, langkah PT KAI untuk merevitalisasi kereta kelas ekonomi terbilang berhasil. Wajah buruk tentang kereta ekonomi sebagai angkutan murah namun penuh risiko perlahan mulai berubah. Hal ini terlihat ketika saya menaiki KA Ekonomi Kahuripan tujuan Padalarang-Kediri. Suasana KA ekonomi yang menjadi sarana favorit wisatawan yang bergelar “backpacker” Bandung menuju kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.


Saya naik ke gerbong 2, dimana tempat duduk saya berada sesuai dengan yang tertera di tiket. Tidak ada rebutan penumpang, tidak ada saling serobot untuk berlomba mendapatkan kursi. Semua orang naik dengan sabar, bahkan sempat ada yang berfoto dahulu di depan gerbong kereta. Seorang petugas menanyakan nomor tempat duduk saya.

“Nomor berapa mas?” tanyanya.

Saya sebutkan nomor tempat duduk saya bersama teman-teman lainnya, “4D, 4E, 7A, 7B, 9A, 9B.”

Si petugas pun menunjukkan tempat duduk sesuai dengan nomor. Suasana dalam kereta pun tenang. Tidak ada lagi penumpang yang kebagian tiket berdiri. Semua penumpang yang mendapatkan tiket sudah pasti akan mendapatkan tempat duduk. Tiket pun akan berhenti dijual tatkala jumlah kursi yang tersedia di kereta sudah terisi seluruhnya.

Aturan ini secara resmi telah diperketat pelaksanaannya sejak tahun 2012 lalu. Mengantisipasi lonjakan penumpang kereta ekonomi, pihak PT KAI pun memperketat jumlah penumpang yang diangkut dengan menerapkan sistem nomor kursi untuk kereta kelas ekonomi.

Sebenarnya, aturan tersebut telah lama diterapkan di kereta kelas ekonomi. Namun, banyaknya kasus penumpang yang tanpa ragu menduduki kursi meskipun bukan nomor miliknya membuat PT KAI agak kewalahan menghadapinya. Belum lagi jadwal keberangkatan kereta ekonomi yang suka terlambat (Hal ini bisa dimaklumi karena saat di jalan, kereta ekonomi selalu mengalah dengan menyilakan kereta bisnis dan eksekutif jalan duluan) turut memperparah kondisi kereta api kelas ekonomi.

 Jadwal keberangkatan pun kini menjadi tepat waktu. PT KAI telah memperhitungkan durasi waktu perjalanan kereta, termasuk di dalamnya ialah estimasi saat kereta berhenti di stasiun dan berhenti saat berpapasan dengan kereta lain. KA Kahuripan misalnya, setahun yang lalu saat belum ada perubahan yang signifikan oleh PT KAI, waktu perjalanan KA tersebut bisa molor hingga satu jam hanya karena sering berhenti untuk menunggu kereta lain lewat. Namun, untuk perjalanan kali ini, KA bisa masuk stasiun tepat waktu.

Penjualan tiket KA Ekonomi pun sudah bisa dibeli secara online. Jika sebelumnya penjualan tiket online hanya untuk kereta bisnis dan eksekutif, KA Ekonomi pun bisa dibeli dan dipesan secara online maksimal 90 hari sebelum keberangkatan. 

Pemesanan tersebut terbilang cukup mudah. Kita bisa memesannya di laman ini atau  ini dengan mengikuti instruksi-instruksi dalam situs tersebut. Calon penumpang pun dapat memilih sendiri nomor tempat duduk sesuai dengan keinginan. Selain di 2 situs tersebut, pemesanan tiket kereta pun dapat dilakukan di gerai minimarket seperti Alfa**** dan Indo****. Hanya saja, di dua tempat ini kita tidak bisa memilih sendiri nomor tempat duduk.

Kereta pun ngesot mendaki perbukitan di darah Garut. Satu hal yang masih terdapat di kereta ekonomi ialah masih bebasnya pedagang dari luar berjualan di sepanjang gerbong. Bagi penumpang yang ingin beristirahat, kehadiran pedagang tersebut seringkali menyulitkan penumpang untuk tidur. Saya pun beberapa kali tersenggol oleh langkah pedagang yang rata-rata membawa keranjang jualan. Padahal sudah hampir mau bermimpi. 

“Kopi! Kopi! Kurangi istirahat banyakin ngopi!” teriak salah seorang pedagang.

“Sarapan malam, mie rebus mie rebus!” salah seorang pedagang lain menimpali.

Begitulah, ciri khas KA Ekonomi yang tidak bisa ditemukan di kereta lainnya. Meskipun petugas kereta telah melarang pedagang mondar mandir berjualan di dalam kereta, tetap saja mereka nekat berjualan untuk menyambung hidup. Lebih dari itu, jumlah pedagang yang berjualan di kereta pun terkadang melebihi jumlah petugas keamanan yang ada.

Tiba saatnya saya ingin merokok. Melihat ke sekeliling, tidak ada satu penumpang pun yang menyalakan rokok di gerbong. Saya pun pergi ke bordes untuk merokok. Di sana ternyata sudah ditempel stiker dilarang merokok di dalam gerbong. Pantas saja tidak ada orang yang merokok di dalam gerbong lagi.

Aturan dilarang merokok memang telah diberlakukan dengan ketat di seluruh gerbong, sehingga tidak ada lagi orang yang bebas merokok di dalam gerbong seperti tahun-tahun sebelumnya. Di setiap bordes kereta dipampang stiker bertuliskan “larangan merokok di dalam gerbong kereta”. Hal ini sangat direspons positif oleh beberapa penumpang yang tidak merokok.  “Kalau kita bandel merokok di gerbong, sampai-sampai bisa diturunkan di stasiun depan,” ujar salah seorang pedagang.

Terkait dengan aturan ini, PT KAI telah memberlakukan sanksi untuk pelanggaran merokok mulai dari yang ringan sampai berat. Semua ini bertujuan untuk mengubah wajah kereta ekonomi yang selama ini identik dengan kotor dan tidak terawat menjadi bersih, terawat, dan nyaman.

KA Ekonomi pun kini dilengkapi dengan pendingin ruangan, mulai dari blower hingga AC. Hawa dingin pun dapat dirasakan oleh pengguna kereta ekonomi. Ini pun adalah upaya revitalisasi dari PT KAI yang merencanakan bahwa tahun ini semua kereta ekonomi akan ber-AC. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa KA Ekonomi yang memiliki 2 kelas, yakni kelas Ekonomi AC dan kelas Ekonomi. KA Kahuripan termasuk ke dalam kereta yang memiliki 2 kelas tersebut. Namun, apabila bicara soal harga tiket, KA Ekonomi AC harganya bisa 3 kali lipat dari harga tiket KA Ekonomi biasa!

Terlepas dari mahal atau tidak, kereta ekonomi tetaplah menjadi favorit utama masyarakat Indonesia yang ingin bepergian jauh dengan harga yang murah. Oleh karena itu, PT KAI pun terus berupaya untuk melakukan terobosan-terobosan untuk merevitalisasi KA Ekonomi menjadi kereta yang nyaman dengan harga yang sangat terjangkau. Aturan-aturan pun kini lebih diperketat lagi dengan harapan penumpang pun ikut tertib mematuhi peraturan yang telah diberlakukan. Jangan sampai citra KA Ekonomi yang kini semakin baik malah kembali rusak oleh adanya penumpang-penumpang yang tidak mengindahkan peraturan tersebut. Semoga.


Purwosari-Kiaracondong 26 Januari 2013

No comments:

Post a Comment