Universitas Padjadjaran terus mempersiapkan dirinya untuk menjadi kampus berskala internasional. Selama lebih dari setengah abad, Unpad telah ikut berperan dalam memajukan pendidikan manusia Indonesia. Oleh karena itu, tidak terlalu mengada-ada kiranya jika Unpad kini terus bergiat memajukan nama dengan semboyan World Class University.
Tentunya semboyan tersebut bukan hanya sebagai sebuah semboyan belaka. Dalam prosesnya, Unpad telah melakukan kegiatan-kegiatan yang selama ini menjadi impian para civitas akademikanya, salah satunya ialah revitalisasi kampus Unpad Jatinangor. Ketika saya pertama kali masuk Unpad pada tahun 2007, keadaan kampus sama sekali tidak terlihat sebagai kampus yang bervisi sebagai World Class University. Gerbang lama Unpad keadaannya sungguh semrawut. Keadaan dalam kampus yang sangat panas dan minim pepohonan. Transportasi antar kampus belum semuanya gratis, yang gratis hanyalah beberapa angkot sumbangan dari bank BNI yang berplat merah. Pemandangan mahasiswa menunggu datangnya angkot berplat merah itu seringkali terlihat ketika pagi menjelang. Belum lagi kampus-kampus fakultas yang masih minim sarana dan prasarana, seperti internet, dan lain-lain.
Satu tahun kemudian, Unpad mulai membenahi kampusnya yang terletak di kaki gunung Manglayang ini. Taman-taman yang dulunya hanya ditanami rumput liar kini mulai ditata dan ditanami bunga-bunga. Gerbang lama mulai direvitalisasi seiring dengan pembangunan jalan baru menuju Sumedang. Angkutan dalam kampus menjadi gratis atas fasilitas dari Rektorat. Kampus-kampus fakultas kini telah memiliki sistem internet gratis (hotspot). Pembangunan komplek sarana olahraga dan gedung serbaguna “Bale Santika Tangginas Waras Bhinekas” menjadi bukti bahwa pihak Rektorat telah menepati janjinya untuk merevitalisasi kampus Unpad. Malah, kini Unpad tengah mempersiapkan gedung Rektorat barunya yang rencananya akan dipakai pada awal Januari 2012.
Pembangunan gedung baru Rektorat tersebut merupakan aktualisasi dari rencana Rektor untuk memindahkan kampus Unpad Dipatiukur (Rektorat, Fakultas Ekonomi, dan Hukum) secara bertahap ke Jatinangor. Pemindahan ini didasari salah satunya adalah jarak yang lumayan jauh antara Unpad Jatinangor dan Unpad Dipatiukur. Selain itu, anggapan masyarakat tentang lokasi kampus Unpad seringkali salah. Selama ini penulis pernah berbincang dengan masyarakat tentang Unpad. Masyarakat banyak yang mengira jika Unpad itu berlokasi di Dipatiukur saja. Mereka tidak tahu jika Unpad itu ada juga yang berlokasi di Jatinangor. Setelah diberi tahu bahwa kampus Unpad Dipatiukur hanyalah kampus Fakultas Ekonomi, Hukum dan gedung Rektorat, lalu selebihnya berada di Jatinangor, barulah mereka mengetahui.
Perubahan lainnya ialah dipasangnya lampu-lampu penerang jalan ketika malam. Beberapa tahun yang lalu, ketika malam jalan di komplek Unpad sangatlah gelap dan rawan tindak kejahatan. Masih banyak lampu jalan yang belum dipasang dan kalau pun ada lampunya sudah almarhum. Banyak sekali kasus-kasus perampokan terhadap mahasiswa—khususnya mahasiswi—ketika mereka pulang malam. Becermin dari kasus-kasus tersebut, lampu-lampu kemudian dipasang dan diperbarui sehingga ketika malam, bagi Anda mahasiswa yang sering pulang malam dari kampus boleh merasa aman. Pasalnya, kini jalanan komplek kampus Unpad akan bertabur dengan cahaya merkuri di setiap jalan.
Selanjutnya pembangunan ATM Center, revitalisasi stadion bola, kawasan jajanan gerbang, selter bus Damri, dan tempat pemberhentian khusus angkutan antar kampus menjadi bukti lainnya bahwa Unpad ingin memberikan kontribusi yang trebaik baik bagi mahasiswa pada khusunya, dan pada seluruh warga kampus Unpad Jatinangor pada umumnya. Kerjasama yang baik antara Unpad dengan lembaga-lembaga yang selama ini terkait telah memberikan kontribusi yang maksimal bagi seluruh warga kampus Unpad Jatinangor.
Status Unpad sendiri kemudian berubah menjadi Badan Layanan Umum pada tanggal 15 September 2008 melalui Surat Keputusan MK no. 260/KMK05/2008. Dengan berubahnya sistem manajemen tersebut, Unpad memiliki keleluasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Sebagai Badan Layanan Umum, tentunya Unpad harus semaksimal mungkin memberikan pelayanan dan kontribusi dalam bidang pendidikan perguruan tinggi. Unpad harus mampu menarik para calon agent of change untuk berkuliah di kampus tercinta ini, salah satunya ialah program mahasiswa asing yang belajar di Unpad. Saat ini mahasiswa asing yang berkuliah di Unpad sangat banyak dan jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mendapat banyak masukan dari berbagai pihak agar sudah seharunya Unpad mengurangi jumlah mahasiswa asing akibat terlalu banyaknya jumlah mahasiswa-mahasiswa asing tersebut.
Revitalisasi kampus Unpad Jatinangor diharapkan dapat menambah semangat belajar mahasiswa-mahasiswa Unpad sebagai agent of change untuk mewujudkan visinya sebagai World Class University. Kemudahan-kemudahan fasilitas dalam kampus tersebut hendaknya kita maksimalkan penggunaannya dalam hal yang positif. Fasilitas tersebut haruslah dijadikan sebagai penunjang pembelajaran bukan sebagai pemanja apalagi malah menjadi penghambat perkuliahan. Mahasiswa pada kenyataannya lebih seirng menggunakan fasilitas internet untuk membuka situs-situs jejaring sosial, bahkan pada saat perkuliahan berlangsung.
Hal ini pernah dikeluhkan oleh salah satu dosen yang merangkap sebagai mahasiswa S2. Dosen tersebut pernah mengeluh kepada saya secara tidak sengaja mengenai jarangnya mahasiswa-mahasiswa yang membuka situs-situs ilmu pengetahuan, dan jurnal elektronik untuk menambah pengetahuannya. Saya sempat membenarkan perkataan dosen tersebut bahwa memang kenyataannya mahasiswa Unpad selama ini sering melakukan hal-hal semacam itu. Bukan tidak boleh, malah sangat dianjurkan sebagai refreshing dari kesibukan belajar selama ini. Hanya, kita harus tahu waktu dan jangan sampai merebut waktu yang telah ditetapkan, seperti jangan dulu membukanya ketika dalam proses belajar mengajar.
Terdengar klise memang, tetapi itulah hal yang terbaik untuk memaksimalkan pembelajaran. Rektorat telah berbaik hati memberikan fasilitas-fasilitas nyaman tersebut dengan harapan mahasiswa dapat dengan mudah untuk mendapat pengetahuan tambahan, bukan hanya materi dari dalam kelas, tetapi juga ilmu-ilmu lainnya. Orang sastra akan tahu ilmu biologi tanpa berkunjung ke perpustakaan MIPA melalui internet. Sudah selayaknyalah kita yang menyandang status “mahasiswa” ini untuk lebih maksimal dalam berkuliah dan mendapatkan ilmu yang tidak semata-mata didapat dari pembelajaran di kelas.
Perubahan status Unpad menuju World Class University tentunya bukan hanya melakukan pembangunan dan perubahan dari segi fisik saja, tetapi juga haruslah dibarengi dengan perubahan dan pembangunan mental mahasiswanya menjadi kuat, tangguh, dan siap untuk menghadapi dunia yang sebenarnya. Rektorat memiliki visi, dan mahasiswalah sasaran utama perwujudan visi tersebut. Ia harus punya sikap dan memiliki integritas pendidikan yang baik, baik pendidikan formal maupun keterampilan. Jika mahasiswa Unpad tidak terlihat berubah lebih baik, sia-sia saja Unpad memiliki visi sebagai World Class University jika mahasiswanya tidak sanggup untuk bersaing dengan orang lain.
Bandung, 15 Desember 2011
No comments:
Post a Comment