Pagi dan
secangkir kopi hapuskan sisa-sisa air mata yang terurai ketika malam.
Sinar matahari
dan embun membasahi bumi, kicau burung bersenda gurau seperti
perempuan yang
bergegas menuju pasar;
Pagi dan
secangkir kopi kureguk sambil menanti kabarmu.
Apa kabar pagi
yang menghiasi wajahmu? tanyaku.
Nun jauh di
sana, kau menjawabnya dengan senyuman dan pagi dan secangkir kopi
dan rindu yang
menggebu pula.
Pagi dan
secangkir kopi melukiskan kehidupan, menggurat cita-cita yang terukir di
cakrawala;
Dan kita akan
selalu menggapainya dengan jenaka.
Pagi dan
secangkir kopi, masih adakah kesepian yang membekas di hatimu?
Bandung,
05 Desember 2011
07.56
No comments:
Post a Comment