Tren dunia jejaring sosial dewasa ini semakin berkembang penggunaannya. Sejak beberapa tahun terakhir bermunculan situs-situs pertemanan atau biasa disebut sebagai situs jejaring sosial di internet. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna situs jejaring terbanyak di dunia. Salah satu contoh, situs jejaring sosial Facebook, kini hampir telah meraup sekitar separuh dari bangsa Indonesia. Tua, muda, laki-laki, dan perempuan hampir semua memiliki akun di situs pertemanan ini.
Tidak heran memang jika setiap orang memiliki akun pribadi masing-masing di situs Facebook. Selain bisa meng-update informasi, aktivitas sehari-hari, mereka bisa berbagi apa saja dengan teman-teman lain di Indonesia, bahkan luar negeri. Misalnya, berbagi foto, video, musik, dan lain-lain. Teknologi telah mendekatkan jarak antar manusia di muka bumi ini dengan kemunculan Facebook.
Seiring perkembangannya, Facebook bukan lagi menjadi wadah pengisi aktivitas manusia, melainkan menjadi ikon atau citra dari karakter manusia itu sendiri. Saya sering melihat status-status teman di Facebook, kita ambil contoh salah satunya adalah status “Jalan-jalan sore sambil liatin cewek sexy!!!”. Status tersebut ditulis oleh seorang laki-laki. Dan di bawah status tersebut ada komentar dari teman-temannya yang isinya kurang lebih ingin ikut jalan-jalan bersama dengan laki-laki tersebut. Citra yang tertangkap dari status laki-laki tadi adalah ia seorang laki-laki mata keranjang.
Benarkah Facebook bisa mengubah dan membentuk citra seseorang? Ini bisa dilihat dari perkembangan status aktivitasnya. Seseorang bisa dikatakan playboy atau mata keranjang oleh orang-orang karena sering menulis status tentang perempuan. Seseorang yang lain bisa disebut sebagai orang alay karena sering menulis status dengan huruf besar dan kecil dan menggunakan kata-kata/bahasa alay.
Semua orang ingin serbaeksis di Facebook. Semua orang ingin menjadi tenar dalam sekejap di dunia maya. Status bukan hanya sekadar catatan harian dari aktivitas seseorang, namun ia bisa menjadi cerminan dari pribadi yang menulisnya. Saya ambil contoh yang lain, sastrawan akan menulis status yang rata-rata puitis karena memang karakter jiwanya telah terbentuk menjadi seorang sastrawan, sehingga apa yang ditulisnya akan menjadi bahasa yang sastrawi di media manapun ia menulis. Citra adalah karakter yang dapat terlihat dari seorang individu. Citra itu sendiri akan selalu nampak dalam setiap aktivitasnya.
Facebook bukan sekadar media pertemanan dan jejaring sosial biasa. Dengan adanya aplikasi penulisan aktivitas, orang akan lebih mudah “curhat”. Namun, tentunya kita pun harus sadar untuk tidak terlalu menulis secara berlebihan. Sebab, apapun tulisan dalam status kita, itu mencerminkan kepribadian kita dan apa yang kita lakukan setiap harinya. Jika memang kita harus menulis status, maka tulislah status aktivitas yang memang mencerminkan siapa diri kita sebenarnya, bukan malah membuat-buat sebuah citra yang lain. Gunakanlah Facebook sebagai media jejaring sosial, bukan sebagai media untuk mengeksiskan diri.
No comments:
Post a Comment