Aku menulis karena aku hidup, aku bercerita karena aku ada, dan dunia ini terlalu egois bagi ucapan yang selalu dibungkam
Saturday, 2 June 2012
SANJUNG
Begitulah, aku selalu menyanjungmu seperti halnya seorang murid menyapa gurunya. Dengan penuh rasa sopan, murid tersebut menyapa guru yang kebetulan berpapasan dengannya. Meski dengan malu, meski dengan suara yang sangat pelan, dan senyum yang kaku dengan harapan akan dibalas oleh senyum ramah gurunya.
Begitulah, aku selalu menyanjungmu seperti halnya seorang cucu yang akan berkunjung ke rumah kakek dan neneknya ketika Lebaran tiba. Dengan langkah malu-malu sang cucu akan mengecup kakek neneknya meski dalam pikiran polosnya, ia inginkan uang Lebaran. Dan kakek neneknya pun akan memeluk sambil menyisipkan beberapa lembar uang ke saku bajunya.
Begitulah, aku selalu menyanjungmu seperti halnya burung kakaktua menyanjung tuannya. Meski tidak tahu makna dari kalimat yang diucapkannya, burung tersebut telah terkonsep untuk selalu ucap sapa setiap kali tuannya datang. Dan tuannya pun akan mengelus jambul si kakaktua dengan penuh perasaan sayang.
Begitulah yang terjadi, dalam dunia akan terus berputar terus lakukan hal-hal menakjubkan tanpa henti.
sumber gambar :silakan ke sini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment