Harum angin sawah, matahari yang tidak canggung membakar
kulit, dan burung yang terbang seperti mengajak bermain petani. Itulah bagian
dari alam semesta, alam yang barangkali sangat jarang kita temui, khususnya
bagi manusia yang tinggal di perkotaan. Menyaksikannya memberi warna tersendiri
bagi kehidupannya yang abu-abu. Dan selalu akan ada kenangan manis kala kita
meninggalkannya.
Semesta itu indah, melebihi indahnya wanita-wanita cantik
yang bergaya metropolitan...
Gadis-gadis membawa bekal, berjalan riang menuju sawah. Anak-anak
kecil bermain dan mandi di sungai yang mulai keruh. Lugunya mereka adalah simbol
kejernihan alam. Alam akan selalu menghadirkan keagungan dan kehangatan yang
disimbolkan dengan mereka. Akh, kau tahu? Mereka akan malu dengan kamera,
dengan kami orang kota, bahkan mereka akan berlari kemalu-maluan apabila kami
goda dan kami candai. Tentunya bukan bermaksud untuk merendahkan, karena bisa
saja kami orang kota akan lebih rendah daripada mereka.
Semesta itu indah, melebih indahnya mobil-mobil yang berlalu
lalang di jalanan padat Ibukota...
Mereka hanya butuh sepeda, pedati, dan bakul yang menjadi
hidup mereka. Bangun kala subuh dan pulang ketika senja. Mereka tidak takut
tersasar, tidak takut kelelahan karena alam akan selalu memberikan jalan bagi
langkah mereka. Alam akan selalu menghidupi mereka. Alam akan selalu memurnikan
pikiran mereka bahwa kota sebenarnya bukanlah tempat yang nyaman untuk
ditinggali. Meskipun kebanyakan dari mereka bermimpi ingin sukses dan tinggal
di kota, mereka akan selalu ingat desa, ingat kampung halamannya, ingat segala
kenangan manis yang telah mereka temui kala tinggal di desa.
Semesta itu seluas cakrawala, melebihi luasnya jalanan yang
setiap tahun belum bisa memenuhi jumlah kendaraan di Kota...
Akan selalu kau temui sawah yang menghampar seperti
cakrawala, dan senja yang berwarna sempurna. Gunung gemunung yang anggun. Sungai
yang seakan takberujung. Dan angin yang membelai rambut kami orang kota. “Tidurlah!
Tidurlah dalam pangkuanku!” desis angin. Dan kami orang kota akan selalu
terbuai dengan mata berat menahan kantuk. Maka tidurlah, rasakan aroma alam
sesungguhnya. Nikmati bagaimana alam meninabobokan tubuhmu sambil ditemani kopi
dan singkong rebus.
Semesta itu indah, namun ia tetap sederhana...
Nikmat sekali memakan singkong rebus, sambil berbincang
tentang hal apa saja dengan gaya jenaka. Menikmati sebatang rokok kretek dan
kopi yang diseduh oleh mereka. Kami orang kota akan mendapatkan kenikmatan
lebih yang tidak pernah ditemukan dan tergantikan di kedai kopi terkenal di
kota manapun. Kau tahu hal apa yang
tidak akan kau temui di kota? Kehangatan..
Semesta itu indah, melebihi apapun yang ada di Kota...
Desa adalah tempat yang membuatku nyaman dan aku akan selalu
kembali ke sana, menemui kenangan, serta menemui kesederhanaan. Dan kau harus
tahu, bahwa desa akan selalu menenangkan pikiranmu.
Longok, Indramayu, 24
Juli 2012
No comments:
Post a Comment