Tuesday, 19 March 2013

TRAVELER: I DREAM, I TRAVEL, I LIFE!




Menyandang ransel besar. Naik kereta api, bus, kapal laut, hingga kapal terbang dengan harga promo. Menginap di kawasan penginapan murah. Menyandang kamera lalu memotret setiap tempat-tempat yang didatangi. Itulah beberapa ciri dari seorang traveler yang biasa kita temui di beberapa kawasan wisata. Menikmati hidup dengan berpetualang adalah maksud dari setiap perjalanan yang dilakukannya.

Namun, pernahkah kita sampai pada pemikiran bahwa apa sebenarnya esensi dari sebuah traveling itu? Apakah esensi sebenarnya dari seorang traveler yang pergi ke tempat-tempat yang indah dan menakjubkan di seantero dunia atau hanya sejenak melakukan refreshing dari aktivitas keseharian yang menjemukan?


Traveling pada dasarnya mengunjungi tempat yang belum/pernah/ingin dikunjungi dengan tujuan untuk menikmati setiap keindahan yang ada. Namun, sebenarnya ada hal yang perlu kita cermati dan maknai dari setiap traveling yang kita lakukan.

Ya, traveling sebenarnya adalah sebuah konektor antara kita dengan dunia yang sesungguhnya. Dunia yang tidak sebatas aktivitas keseharian kita. Dunia yang tidak sebatas antara rumah dengan tempat aktivitas keseharian kita. Traveling adalah menemukan dunia yang sesungguhnya.

Selalu kita menganggap bahwa traveling itu harus pergi ke tempat wisata yang menampilkan keindahan alam, sosial, dan budaya. Hingga ujung dunia, orang-orang akan mengejar tempat-tempat tersebut demi tercapainya kepuasan saat melakukan traveling. Lupakan perspektif tersebut. Apabila berbicara soal keindahan, banyak sekali tempat—bahkan di dekat kita—tanpa kita sadari memiliki potensi ke arah tersebut. Sayangnya, kita selalu terpaku pada tempat-tempat wisata terkenal yang sudah populer akibat keunikan dan keindahannya.

Lupakan dulu soal tempat-tempat yang indah dan menakjubkan. Mengacu pada esensi bahwa traveling untuk menemukan dunia yang sesungguhnya. Kebanyakan seorang traveler akan bangga apabila menceritakan tentang  destinasi yang didatangi. Cerita-cerita tersebut kini semakin populer dan menjadi acuan para traveler lain untuk pergi ke tempat tersebut.

Ceritakanlah  pengalaman perjalanan melalui sudut pandang lain, yaitu tidak menceritakan destinasi yang didatangi, melainkan menceritakan kondisi sosial, budaya, bahkan memaknai perjalanannya sebagai proses pendewasaan hidupnya. Misalnya, bagaimana kondisi kehidupan masyarakat kecil di kota yang didatangi, kehidupan malam, sosok seseorang yang ditemui, atau pelajaran yang bisa didapat dari obrolan dengan beberapa orang.

Dari beberapa perjalanan yang saya lakukan, saya hanya sesekali menceritakan destinasi/tempat-tempat yang saya kunjungi. Selebihnya adalah realita kehidupan sosial dan yang paling sering ialah menuliskan pembermaknaan dari obrolan yang saya lakukan dengan orang-orang yang ditemui saat perjalanan, misalnya obrolan dengan pedagang di kereta, tukang becak, dan lain-lain.

Lewat hal tersebut, saya selalu punya konsep yang jelas untuk menceritakan pengalaman apa yang telah saya dapati. Ujung-ujungnya pengalaman tersebut akan menghasilkan sebuah makna yang tersirat dari obrolan yang dilakukan. Saya pikir, itulah esensi dari sebuah traveling, yakni traveling untuk mendewasakan kehidupan, bukan hanya sekadar media liburan belaka.

Terlepas dari itu semua, traveling selalu akan memberikan kesan bagi setiap orang yang menjalaninya. Yang terbaik adalah bagaimana meramu semua kesan tersebut untuk menjadi media pendewasaan dan sarana untuk mengakrabi dengan kehidupan yang sebenarnya.

Di akhir tulisan ini, saya mengutip pernyataan dari penjelajah terkenal, Ibn Battuta, yang berbunyi “Traveling, all you have to do is take the first step”. Pernyataan itu bermaksud, setiap perjalanan selalu dimulai dengan langkah yang pertama. Nah, apakah langkah pertama itu? Bagi saya, langkah pertama tersebut adalah mimpi. Sehingga, traveling bisa juga diartikan usaha untuk mewujudkan mimpi.

Jika Anda punya mimpi, wujudkanlah melalui traveling menuju kehidupan dimana mimpi tersebut akan terwujud. I dream, I travel, I life!


Jatinangor, 18 Maret 2013

2 comments:

  1. aku suka banget sama tulisannya...kalau ada waktu kunjungi balik blog aku ya curiousyuwie.blogspot.com, salam kenal nama aku yuwi :)

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Yuwi, aku juga sudah berkunjung ke blogmu, salam kenal :)

    ReplyDelete