Saturday, 18 May 2013

BUKA MATA BUKA PIKIRAN SEPANJANG SUBANG-SUMEDANG (Bag. 2)

Baca juga : Bagian I Bagian III

Bertemu Monyet Hutan

Memasuki daerah Sumedang, matahari lebih leluasa bersinar dan hamparan kebun teh mulai tergantikan dengan perbukitan tinggi khas daerah Sumedang. Jalan pun mulai berliku dan merayap menaiki perbukitan. Deretan pohon cemara dan pinus yang tinggi tampak di atas jalan yang saya lalui.

Daerah yang dikenal dengan nama Tanjungsiang ini merupakan daerah terujung di kawasan Sumedang Utara. Meskipun masuk ke daerah Sumedang, orang-orang lebih suka belanja ke Cisalak, Kasomalang, ataupun Subang. Sebab, untuk bisa ke pusat kota Sumedang, dari Tanjungsiang bisa membutuhkan waktu hingga 2 jam perjalanan dengan jalan berkelok. Berbeda dengan waktu tempuh ke Subang, antara 30 menit hingga 1 jam dengan jalan yang tidak terlalu berkelok.


Bagi pencinta alam bebas, kawasan ini sangat cocok untuk menyepi dari keramaian kota. Suasana hutan yang masih asri dan lebat, ditambah dengan udara yang sejuk menjadikan kawasan ini betul-betul sayang untuk dilewatkan begitu saja. Saya pun lagi-lagi menghentikan motor saya untuk memotret sekaligus bersentuhan langsung dengan panorama di sana.

Di tengah jalan, saya pun mendengar deru air yang sangat deras. Suaranya yang menggetarkan membuat saya mencari keberadaan air tersebut. Pencarian saya pun tidak sia-sia. Sebuah air terjun kecil berada di jurang yang menganga di samping jalan. Letaknya pun tersembunyi oleh rimbun semak yang tumbuh di pinggir jalan.

Bukan hanya itu, di pinggir jalan sebelah kanan dimana tebing-tebing batu dan pepohonan tinggi seakan-akan siap “melahap” pengendara, terdapat mata air kecil yang berair jernih. Saya pun mencoba mengusapkan air tersebut. Subhanallah, sangat menyegarkan!

Puas “bermain air”, saya pun tertantang untuk menemukan keunikan lain di sekitar kawasan ini. Belum terlalu jauh motor berjalan, tiba-tiba di depan saya melintas sebuah makhluk yang berlari sangat cepat masuk ke dalam hutan. Rupanya, sekawanan monyet liar sedang mencari makan di tepi jurang. Kehadiran saya mengagetkan mereka. Seketika sekawanan monyet yang berukuran cukup besar tersebut serentak masuk ke dalam hutan sebelum saya sempat memotret mereka.

Wow, ini memang jalanan yang masih “wild”. Rute Tanjungsiang-Sumedang ini menawarkan sensasi perjalanan yang benar-benar menyajikan alam bebas yang sebenarnya. Bagi yang belum pernah, disarankan untuk mencobanya, siapa tahu Anda bukan hanya menemukan sekawanan monyet, tapi spesies hewan hutan lainnya (semoga bukan harimau yang muncul!)

Setelah beberapa lama melewati kawasan hutan tersebut, jalan pun menurun ke arah Sumedang. Di sini ada dua jalur jalan, sebelah kiri ke arah Kota Sumedang dan Cirebon, sebelah kanan ke arah Rancakalong, Tanjungsari. Saya pun memilih jalur Rancakalong-Tanjungsari untuk mempersingkat waktu tempuh dan jarak untuk menuju ke Bandung kembali.

No comments:

Post a Comment