Sunday 25 November 2012

AKU INGIN



Aku ingin bercerita, sebentar saja. Tentang kenangan yang selalu hadir menemani senja. Lalu raut mukamu yang teduh selalu terbayang ketika malam mulai mengheningkan suasana. Aku ingin jatuh cinta, tapi tidak pada pandangan pertama. Aku ingin jatuh cinta, pada suaramu yang menyanyikan lagu kesukaanku.

Aku ingin bercerita, sebentar saja. Tentang suara yang tak lekang termakan usia. Waktu merambat pelan seperti kura-kura, namun perlahan ia tajam menusuk dan menghanyutkan sebuah pertemuan. “Aku ingin bertemu denganmu sebentar saja, setelah itu kau boleh pergi dan tak kembali.” Hilang. Seperti angin yang tidak pernah singgah barang sebentar.

Aku ingin bercerita, tentang malam yang mengendapkan lara. Sudah berapa lama aku melihatmu di setiap mimpiku? Nyanyian seindah padang eidelweis. Sukma meracau memanggil namamu. Perlahan, pertemuan itu akan susah untuk kita ulangi. “Sebentar saja, jangan biarkan waktu membawamu pergi.” Tapi, kutahu waktu seperti kereta yang terus melaju menuju tujuannya. Membawamu pergi seperti air yang menghanyutkan perahu kertasku.

Aku ingin bercerita dalam tangis yang takterbendung lagi. Tentang indah semesta yang selalu kau ingatkan. “Ini dunia adalah tempat cita-citamu. Jangan pernah sesali kau terlahir menjadi perempuan!” Hujan perlahan menghapus suaramu. Hilang dalam gemuruh langit. Terlarung dalam aliran air. Menguap ketika matahari kembali muncul di permukaan cakrawala.

Aku ingin bercerita, sebentar saja. Sebelum kau terlelap dan lupa kepadaku.

Tuesday 13 November 2012

Kisah Kecil Tentang Surga


*untuk jiwa-jiwa kecil penghuni surga

I
Aku telah menjadi kunang-kunang di surga, Bu. Setelah kau membuangku beberapa jam setelah aku melihat dunia. Aku tak pernah tahu bahwa dunia itu indah, Bu. Aku hanya tahu dunia itu indah lewat bisikan dan tawa yang sempat kudengar ketika aku masih berada di dalam kandungan.

Ibu, surga yang kini kudiami bagaikan senja yang selalu mempercantik dunia. Bahkan lebih indah dari lempengan emas yang menjadi primadona manusia. Di sini, penghuninya penuh dengan cahaya, harum dan bersih. Tidak ada kesedihan, sebab kesedihan hanya ada di dunia. Tempat dimana dulu kulihat kau hanyut dalam kesedihan yang lara.

“Melinda, maafkan Ibu ya?”