Friday 27 January 2012

TENTANG MENULIS #3 (Menjadi Penulis Mandiri)


Untuk memperkaya sebuah tulisan, biasanya penulis memasukkan banyak referensi ke dalam tulisannya. Tujuannya agar apa yang ditulisnya dapat memberikan informasi yang benar dan akurat kepada pembaca, terlebih jika yang ditulis adalah makalah, artikel, dan karya ilmiah.
Seringkali referensi dijadikan tolok ukur seberapa benar dan informatifkah tulisan itu. Obsesi penulis memasukkan referensi terkadang sering disalahgunakan. Beberapa penulis banyak memasukkan referensi-referensi ke dalam tulisannya—bahkan setiap kalimat yang ditulis merupakan kutipan dari referensi lain. Jika sudah demikian, dimanakah letak dari gagasan si penulis dalam tulisannya?
Hakikat awal menulis adalah mengungkapkan pikiran atau gagasan (seperti yang telah disinggung di bagian 1). Gagasan tersebut akan lebih bisa diterima publik jika disinkronkan dengan referensi yang ada. Namun, bukan berarti kita mesti terpaku pada referensi. Referensi hanya dijadikan penunjang bagi kekuatan sebuah gagasan kita.
Bila kita menulis tulisan yang bersifat ilmiah, mau tidak mau harus mengacu pada referensi yang ada. Hanya, akan lebih baik jika kita tidak mengutipnya secara langsung, melainkan menuliskannya dengan bahasa kita. Hal ini menunjukkan bahwa kita sebagai penulis telah memahami kepustakaan yang sedang kita pelajari. Dengan menggunakan kalimat yang kita buat sendiri akan mencegah tulisan kita dari pelanggaran hak cipta. Sebab, seringkali penulis lupa mencantumkan identitas dari referensi yang dikutipnya. Jika sudah begini kan tulisan kita menjadi tidak orisinal.
Banyak referensi pun belum tentu membuat tulisan kita menjadi bagus. Banyak penulis yang memasukkan referensi namun ia hanya mengutip-ngutip saja tanpa pernah memahami maksud dari kutipan tersebut. Kesalahan seperti ini bisa berakibat fatal jika kita tetap mencaplok referensi sana-sini tanpa memaknainya dengan jelas. Percuma bukan jika kita susah payah memasukkan banyak referensi hasilnya malah jadi membingungkan?
Jika memang kita membutuhkan referensi untuk tulisan kita, saran saya pahami lebih dalam sumber-sumber data yang telah kita dapatkan. Tujuannya, agar referensi tersebut benar-benar sesuai dengan apa yang ingin kita tulis. Kemandirian dalam menulis merupakan modal utama bagi seorang penulis untuk bisa menjadi penulis yang hebat. Mandiri dalam mengungkapkan gagasan, mandiri dalam hal gaya menulis, serta mandiri dalam segi tema.
Ibaratnya, penulis adalah seorang wiraswasta yang hidup dari tulisannya. Jika ingin tulisannya disukai orang, jadilah penulis yang memiliki kemandirian dalam hal ide, yakni tidak meniru ide-ide yang sudah ada. Mengembangkan ide yang telah orang lain tulis memang bagus, namun akan jauh lebih bagus lagi jika kita memiliki instuisi memunculkan ide-ide yang baru. Referensi menjadikan sebuah tulisan kaya akan makna dan wawasan. Hal itu terjadi jika kita mampu memahami dan menuliskannya sesuai dengan maksud dan gaya menulis kita.



No comments:

Post a Comment