Tuesday 24 July 2012

ALAM SEMESTA ITU INDAH


Semesta itu indah, melebihi indahnya desain apartemen yang menjulang di Kota...

Harum angin sawah, matahari yang tidak canggung membakar kulit, dan burung yang terbang seperti mengajak bermain petani. Itulah bagian dari alam semesta, alam yang barangkali sangat jarang kita temui, khususnya bagi manusia yang tinggal di perkotaan. Menyaksikannya memberi warna tersendiri bagi kehidupannya yang abu-abu. Dan selalu akan ada kenangan manis kala kita meninggalkannya.

Semesta itu indah, melebihi indahnya wanita-wanita cantik yang bergaya metropolitan...

Gadis-gadis membawa bekal, berjalan riang menuju sawah. Anak-anak kecil bermain dan mandi di sungai yang mulai keruh. Lugunya mereka adalah simbol kejernihan alam. Alam akan selalu menghadirkan keagungan dan kehangatan yang disimbolkan dengan mereka. Akh, kau tahu? Mereka akan malu dengan kamera, dengan kami orang kota, bahkan mereka akan berlari kemalu-maluan apabila kami goda dan kami candai. Tentunya bukan bermaksud untuk merendahkan, karena bisa saja kami orang kota akan lebih rendah daripada mereka.



Semesta itu indah, melebih indahnya mobil-mobil yang berlalu lalang di jalanan padat Ibukota...

Mereka hanya butuh sepeda, pedati, dan bakul yang menjadi hidup mereka. Bangun kala subuh dan pulang ketika senja. Mereka tidak takut tersasar, tidak takut kelelahan karena alam akan selalu memberikan jalan bagi langkah mereka. Alam akan selalu menghidupi mereka. Alam akan selalu memurnikan pikiran mereka bahwa kota sebenarnya bukanlah tempat yang nyaman untuk ditinggali. Meskipun kebanyakan dari mereka bermimpi ingin sukses dan tinggal di kota, mereka akan selalu ingat desa, ingat kampung halamannya, ingat segala kenangan manis yang telah mereka temui kala tinggal di desa.

Semesta itu seluas cakrawala, melebihi luasnya jalanan yang setiap tahun belum bisa memenuhi jumlah kendaraan di Kota...

Akan selalu kau temui sawah yang menghampar seperti cakrawala, dan senja yang berwarna sempurna. Gunung gemunung yang anggun. Sungai yang seakan takberujung. Dan angin yang membelai rambut kami orang kota. “Tidurlah! Tidurlah dalam pangkuanku!” desis angin. Dan kami orang kota akan selalu terbuai dengan mata berat menahan kantuk. Maka tidurlah, rasakan aroma alam sesungguhnya. Nikmati bagaimana alam meninabobokan tubuhmu sambil ditemani kopi dan singkong rebus.

Semesta itu indah, namun ia tetap sederhana...

Nikmat sekali memakan singkong rebus, sambil berbincang tentang hal apa saja dengan gaya jenaka. Menikmati sebatang rokok kretek dan kopi yang diseduh oleh mereka. Kami orang kota akan mendapatkan kenikmatan lebih yang tidak pernah ditemukan dan tergantikan di kedai kopi terkenal di kota manapun.  Kau tahu hal apa yang tidak akan kau temui di kota? Kehangatan..

Semesta itu indah, melebihi apapun yang ada di Kota...

Desa adalah tempat yang membuatku nyaman dan aku akan selalu kembali ke sana, menemui kenangan, serta menemui kesederhanaan. Dan kau harus tahu, bahwa desa akan selalu menenangkan pikiranmu.




Longok, Indramayu, 24 Juli 2012 

No comments:

Post a Comment